Qira`at Al-Qur`an

Qira`at Al-Qur`an
A. Pengertian Al-Qur`an

Secara Etimologi (bahasa), “qira`at” merupakan kata jadian (mashdar) dari kata “qarq`a” (membaca). Sedangkan secara terminology (istilah), maka ada beberapa definisi yang diintrodusir ulama :

Menurut Az-Zarqani
Artinya :’Suatu mazhab yang dianut seorang imam qira`at yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan Al-Qur`an serta sepakat riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataupun dalam pengucapan bentuk-bentuknya”.

B Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira`at


1. Latar Belakang Historis


a. Suatu ketika Umar bin Al-Khathab berbeda pendapat dengan Hisyam bin Hakim ketika membaca ayat Al-Qur`an, Umar tidak puas terhadap bacaan Hisyam sewaktu ia membca surat Al-Fueqan. Menurut “Umar, bacaan Hisyam tidak benar dan bertentangan dengan apa yang diajarkan Nabi kepadanya. Namun, seuasai salat, Hisyam diajak menghadap nabi seraya melaporkan peristiwa di atas. Nabi menyuruh Hisyam mengulangi bacaannya sewaktu shalat tadi, Setelah Hisyam melakukannya, Nabi beersabda :


Artinya :”memang begitulah Al-Qur`an diturunkan sesungguhnya Al-Qur`an ini diturunkan dalam tujuh hurufm, maka bacalah apa yang kalian anggap mudah dari huruf itu”.


b.Di dalam Riwayat Ubai

Murut ssejarah, timbulnya penyebaran qira`at dimulai pada masa tabi`in, yaitu pada awal II H, tatkala para qari` sudah tersebar di berbagai pelisok. Mereka lebih suka mengemukakan qira`at gurunya daripada mengikuti qira`at imam-imam lainnya. Qira`at-qira`at tersebut diajarkan secara turun-temurun dari guru-guru, sehingga sampai kepada para imam qira`at, baik yang tujuh, sepuluh, atau yang empat belas.

Kebijakan abu bakar Siddiq yang tidak mau memusnahkan mushafmushaf lain selain yang telah disusun Zait bin Tsabit, seperti mushaf yang dimiliki ibn Mas`ud, Abu Musa Al-Asy`ari, Miqdad bin Amar, Ubay Bin Ka`ab, dan Ali bin Abi Thakib, mempunyai andil besar dalam kemunculan qira`at yang kian beragam. Perlu dicatat bahwa mushaf-mushaf itu tidak berbeda dengan yang disusun Zaid bin Tsabit dan kawan-kawannya, kecuali pada dua hal saja, yaitu kronologi surat dan sebagian bacaan yang merupakan penafsiran yang ditukis dengan lahjah tersendiri karena mushaf-mushaf itu merupakan catatan peribadi mereka masing-masing.

Adanya mushaf-mushaf itu disertai dengan penyebaran para qari ke berbagai penjuru, pada gilirnnya melahirkan sesuatu yang tidak didinginkan, yakni timbulnya qira`at yang semakin beragam. Lebih-lebih setelah terjadinya transformasi bahasa dan akulturasi akibat bersentuhan dengan bangsa-bangsa bukan arabin, senhingga pada akhirnya perbedaan qira`at itu sudah pada kondisi sebagaimana yang diskasikan Hudzalifah Al-Yamamah dan yang kemudian dilaporkannya kepada Utsman.


2. Latar Belakang cara Penyampaian (kaifiyat Al-Ada`)


Para ulama mencoaba merangkum bentuk-bentuk perbedaan cara melafalkan Al-Qur`an itu sebagai berikut :
a. Perbesdaan dalam I`rab atau harakat kalimat tanpa pewrubahan makna dan bentuk kalimat. Misalnya pada firman Allah SWT :

Artinya :”_yaitu orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir_”(Qs. An-Nisa 4 : 37)


Kata Al-Bakhl yang berarti kikir di sini dapat dibaca fathah pada huruf ba`nya sehingga menjadi “bi Al-Bukhl”.


b. Perbedaan pada I`rab dan harakat (baris) kalimat sehingga mengubah maknanya. Firman Allah SWT :

Artinya ;”Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami” (Qs. Saba` 34 : 19).
Kata yang diterjemahkan menjadi jauhkanlah di atas adalah ba`id karena statusnya sebagai fi`il amr, boleh juga dubaca ba`da yang berarti kedudukannya menjadi fi`il madhi, sehingga artinya telah jauh.


c. Perbedaan pada perubahan huruf antara perubahan I`rab dan bentuk tulisannya, sementara maknanya berubah. Misalnya pada firman Allah SWT :


Artinya :”Dan lihatlah kepada tulang keledai itu, kemudian kami menyusunnyakembali”.(Qs, Al-Baqarah 2 : 259)

Kata nunsyizuha (kami menyusun kembali) yang ditulis dengan menggunakan huruf zay diganti dengan huruf ra sehingga menjadi berbunyi nunsyiruha yang berarti “kami hidupkan kembali”.


d. Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tilisannya, tetapi maknanya tidak berubah.


e. Perbedaan pada kalimat di mana bentuk dan maknanya beruabah pula. Misalnya pada ungkapan thal`in mandhud menjadi thalhin mhandhud.


f. Perbedaan pada mendahulukan dan mengkharinya.


g. Perbedaan dengan menambah dan mengurangi huruf, sperti firman Allah SWT :










Artinya :’_surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya “.(Qs. Baqarah : 2 : 25_

C. Sebab-Sebab Perbedaan Qira`at

1. Perbabedaan Qira`at nabi. Artinya dalam mengajarkan Al-Qur`an kepada para sahabatnya, Nabi memakai beberapa versi qira`at. Misalnya, Nabi pernah membaca surat As-Sajdah (32) ayat sebagia berikut

2. Pengakuan dari nabi terhadap berbagai qir`at yang berlaku di kalangan kaum muslimin waktu itu. Hal ini menyangkut dialek diantara mereka dalam mengucapkan kata-kata di dalam Al-Qur`an.


3. Adanya riwayat dari para sahabat nabi menyangkut berbagai versi qir`at yang ada.


4. Adanya lahjah atau diaelek kebahasaan di kalangan bangsa Arab pada masa turunnya Al-Quran.


D. Macam-macam Qira`at


1. Dari segi Kebahasaan


a. Qira`ah Sab`ah (Qira`ah Tujuh) Maksud sab`ah adalah imam-imam qira`at yang tujuh. Mereka adalah :


1) Abdullah bin Katsir Ad-Dari (w.120. H.) dari mekah. Ad-Dari termasuk generasi tabiin yang diriwayatkan dari Abdullah bin Jubair dan lain-lain.


2) Nafi` bin Abdurrahman bin Abu Na`im (w.169.h.) dari Madinah.


3) Abdullah Al-Yahsibi, terkenal dengan sebutan Abu Amir Ad-Dimasyqi (w.118 H) dari Syam, yang diambil qira`at dari Mughirah bin Abi Syaibah Al-Mahzumi, dari Utsman bin Affan.


4) Abu Amar (w.154 H.)dari Bashrah, Irak.]


5) Ya`qub (w.205 H.) dari Bashrah, irak.


6) Hamzah (w. 188 H.)


7) Ashim,adapun nama lengkapnya adalah Ibn Abi An-Najud Al-Asadi (w. 127 H.).


b. Qira`at Asyarah (Qira`at sepuluh). Maksudnya qira`at tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah dengan tiga qira`at berikut :


1) Abu jafar, nama lengkapnya adalah Yajid bin Al-Qa`qa Al-Makhzumi.


2) Ya`qub (117-205 H.). Nama lengkapnya adalah Ya`qub bin Ishaq bin Yazid bi Abdullah bin Abu Ishaq Al-Hadhrami Al-Bashri.


3) Khalaf bin Hisyam (w. 229 H.). Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa`lab Al-Bazzaz Al- Baghdadi.


c. Qira`at Arba`at Asyrah (Qira`at Empat belas). Yang dimaksud qira`at empat belas adalah qira sepuluh yang telah disebutkan di atas ditambah dengan empat qira`at sebagai berikut :


1) Al-Hasan Al-Bashri (w. 110 H.), salah seorang tabi`in besar yang terkenal kezahidannya,.


2) Muhammad bin Adirrahman yang dikenal dengan nama Ibn Mahisan (w. 123 H.), ia adalah guru Abi Amr.


3) Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi aan-Nahwl Al-Baghdadi (w. 202 H.) ia mengambil qir`at dari AbiAmr dan Hamzah.


4) Abu Al-Farj Muhammad bin Ahmad Asy-Syanbudz (w. 388 H.)


2. Dari Segi Kualitas


a. Qira`ah mutawatir, yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta.


b. Qira`ah Masyhur, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi tidak sampai pada kualitas mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan tulisan mushaf Utsmani, masyhur dikalangan Quraa.


c. Qira`at Ahad, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan mushaf Utsmani dan kaidah bahasa Arab, tidak memiliki kemasyhuran, dan tidak dibaca sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan Al-Jazari.


d. Qira`ah Syadz (menyimpang), yakni yang sanadnya tidak sahih.


e. Qira`at maudhu (palsu), seperti qira`at Al-Khazzani. Ash-Suyuthi kemudian menambah qira`at yang keenam.


f. Qira`at yang menyerupai hadis mudraj (sisipan). Yakni adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran.



E. Urgensi Mempelajari Qira`at dan Pengaruhnya dalam Istinbath (Penetapan) Hukum
Dapat menguraikan ketentuan-ketentuan hokum yang telah disepakati para ulama.
Dapat men-tarjih hokum yang diperselisihkan para ulama.
Dapat mengabungkan dua ketentuan hokum yang berbeda.
Dapat menunjukan dua ketentuan-ketentuan yang berbeda dalam kondisi berbeda pula.
Dapat memberikan penejlasan terhadap suatu kata di dalam Al-Qur`an yang mungkin sulit dipahami maknanya.

free7 network twitter technorati

0 comments:

Posting Komentar

Area Populer

 
Blog Indonesia